Hari Ini adalah hari Senin. Pagi ini penuh dengan semangatku untuk belajar bersama teman-temanku. Pagi ini tepat pukul 06.30 WIB. Saatnya untuk besiap-siap pergi ke sekolah. Namun tiba-tiba bunyi dering terdengar dari Hp ku, dan segera untuk kulihat. Ternyata itu adalah SMS dari temanku yang bernama Yusuf. Dia menanyakan bahwa ada PR tidak pada hari ini. Dan segera ku beritahukan kepadanya bahwa hari ini tidak ada PR yang diberikan guru.
Jam tepat menunjukkan Pukul 07.00 WIB, saatnya bagiku untuk bergegas ke sekolah. Kebetulan, lokasi rumahku tidak terlalu jauh dari sekolahku. Ketika kulangkahkan kakiku beberapa meter menjauh dari rumahku. Terdengar sebuah suara dari belakang yang menyebutkan namaku.
“Ilham, ham … tunggu ! ”. Sapa Yusuf kepada ku dengan penuh semangat.
“Ada apa Suf ? ”. Sambil ku palingkan Wajahku ke belakang.
“Nggak, Aku hanya ingin Berangkat bersama-sama saja ”. Jawabnya dengan semangat.
“Oh, ya lah kalau begitu ..”. Sahutku.
Kami pun berbincang-bincang sampai tiba di sekolah. Pada saat itu jam sudah menunjukkan pukul 07.10 WIB. Kemudian tidak berselang waktu lama, datang juga teman-temanku yang lain. Ada yang menggunakan kendaraan umum, kendaraan pribadi, dan mengendarai motor.
Pagi itu bel berbunyi tepat pukul 07.15 WIB. Saatnya untuk berdo’a bersama-sama sebelum melakukan proses belajar mengajar. Setelah do’a selesai, berikutnya adalah pelajaran pertama, yaitu Pelajaran IPS. Ketika bapak guru telah memasuki ruang kelas, Kami dikejutkan dengan kabar gembira yaitu pelajaran IPS pada kali ini Bapak mengajak kelasku untuk melakukan kunjungan ke Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah. Lalu semua teman-teman mulai keluar ruang kelas dan memadati angkutan umum yang digunakan sebagai transpotasi kesana.
Sesampainya di museum tesebut, bapak guru mengabsen kami semua. Dan ternyata ada satu orang yang tidak masuk sekolah pada saat itu, yaitu Raihan. Katanya Raihan sedang sakit demam. Alangkah sedihnya aku ketika teman baikku tidak mengikuti momentum seperti ini.
Tanpa mengulur mengulur waktu lama. Pak guru segera memberikan kami tugas untuk mengamati serta menjelaskan 15 objek/benda yang ada di museum ini pada lembar tugas yang telah bapak guru berikan. Aku, Yusuf, dan juga beberapa teman lainku mengamati benda-benda sejarah pada bagian depan museum ini. Sedangkan yang lain mengamati benda yang lainnya.
Setelah waktu yang Bapak guru berikan telah selesai. Tibalah waktunya untuk pengumpulan tugas itu kepada bapak. Kemudian, pak guru memberikan kami kesempatan untuk dapat melihat seluruh isi museum. Aku dan Yusuf bersama-sama untuk melihat-lihat benda yang ada di museum itu.
“Ham, bagus ya ? benda ini …”. Tanya Yusuf dengan penuh kekeguman pada benda tersebut karena keindahannya.
“Ya lah. Namanya juga barang antik. Tapi Ingat dengan pesan pak guru.!” Jawabku.
“Emangnya pak guru berpesan apa tadi ?”. Tanya Yusuf dengan penuh penasaran.
“Kata pak guru, kita tidak boleh untuk memegang benda-benda yang ada di museum ini tanpa dengan seizin petugas. Kamu tidak menyimak ya ketika bapak menerangkan tadi?”. Bantah Ku.
“Sedikit sih, tapi tidak sampai habis..”. Jawab Yusuf dengan ragu-ragu.
“Ya sudah lah .. Tapi lain kali kamu harus menyimak dengan baik apa yang disampaikan oleh bapak/ibu guru yang sedang menerangkan sebuah ilmu.”
“Emangnya yang larangan dari bapak guru tadi, juga termasuk ilmu ???”. Tanya Yusuf dengan penuh Penasaran.
“Pasti lah… karena Jika tadi kamu tidak mendengarkan dengan baik instruksi dari bapak, pasti kamu akan memegang benda tadi dan Akan di marahi oleh petugas penjaga museum ini.”
“Ooh, Ya lah … Aku berjanji akan menyimak semua yang diterangkan oleh bapak dan ibu guru.” Tekad dari Yusuf.
Akupun hanya dapat tersenyum ketika Ia berkata begitu. Namun aku masih teringat dengan nasib Raihan. Pasti dia tidal mendapatkan kesempatan ini. Tapi, aku tetap akan menceritakan semua kepadanya, agar ia tidak ketinggalan Pelajaran.
Tak berapa lama kemudian. Bapak guru memanggil kami untuk berkumpul lagi di aula museum ini. Penjelasan tentang gedung museum ini dipaparkan Oleh petugas Museum ketika saat kami semua berada di aula museum ini.
Kulihat jam yang ada di lengan kiri ku. Dan jam ku menunjukkan pukul 10.00 WIB. Tak terasa sudah Dua jam kami berada di museum ini. Padahal dari sekolah telah membatasi waktu belajar kami hanya 1 jam setengah, atau lebih kurang 90 menit.
15 menit kemudian. Bapak guru menyuruh kami semua untuk berpamitan kepada para petugas Museum pada saat itu. Lalu aku, Yusuf, dan teman-teman semuanya menaiki angkutan kota yang kami gunakan pada saat berangkat tadi. Teman-teman semuanya bercerita tentang pengalamannya tadi saat di museum. Aku hanya dapat terdiam dan memikirkan gimana nasibnya Raihan yang sedang tidak masuk sekolah. “Hmm, bagaimana caranya agar Raihan tidak tertinggal pelajaran ini.?”. Pikirku dalam hati.
Tepat pukul 10.15 WIB, kami tiba disekolah dengan membawa sebuah bingkisan, yaitu suatu pengalaman yang menakjubkan. “Bagaimana tidak, kami disana dapat melihat benda-banda yang antik dan Cuma ada disitu saja terdapat benda yang seperti itu”. Pikirku dalam hati.
*****
Tibalah waktunya pulang sekolah. Aku masih memikirkan yang tadi. Tapi aku tidak dapat berbuat apa-apa. Aku pun pulang bersama Yusuf yang saat itu sedang sibuk mencari bukunya IPSnya yang hilang.
“Mencari apa Suf ?”. Tanya ku dengan penuh penasaran melihatnya.
“Buku IPS ku hilang. Padahal disitu ada banyak catatan ku saat di Museum tadi..”. Gumamnya.
“Ketinggalan di tas tidak ??” Tanyaku.
“Tidak, Sudah 3 kali ku bongkar tas ku. Dan tak ketemu juga.”
“Ya sudah, besok saja kita cari lagi. Sekarang sudah waktunya untuk pulang. Lebih baik kita pulang saja yuk.?”. Hiburku.
“Iya lah. Yuk kita pulang .”. Jawabnya dengan penuh rasa kehilangan sesuatu yang berharga.
*****
Keesokan harinya. Aku sudah berada didalam kelas, tiba-tiba dari kejauhan kulihat Raihan. Ternyata dia telah sembuh dari sakitnya. Segera ku hampirinya.
“Han, sudah sembuh dari demamnya ?”. Tanyaku.
“Alhamdulillah, sudah. Kemaren pelajarannya bagaimana ?”. Tanyanya penuh penasaran.
“Kemaren ketika pelajaran IPS, kami berkunjung ke Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah”. Jawab ku.
“Asyik dong. Disuruh ngapain di sana?”. Tanya Raihan dengan penuh penasarannya dengan ku.
“Ya.. biasa lah. Mengamati benda-benda yang ada di sana.”. Seru ku.
“Hmm, Cuma begitu saja ?”. Tanyanya dengan canda.
“Tentu tidak begitu saja. Kami disana mendapatkan pengalaman yang menarik. Seperti dapat mengetahui benda-benda peninggalan kerajaan yang ada di Riau, dan masih banyak lagi lah.”. Ujar ku.
“Andai tadi aku kemaren tidak sakit. Pasti aku akan mendapatkan penglaman yang sama dengan mu.”. Gumamnya dengan perlahan-lahan.
Kucoba untuk menghiburnya dengan cara memberikan kepadanya harapan, yakni ketika liburan hari Ahad ia bisa berkunjung ke museum untuk mengejar ketertinggalan pelajarannya itu. Akhirnya pun Ia setuju dengan saranku.
*****
Hari ini adalah hari Ahad. Pagi-pagi sekali Raihan mengirimiku sebuah pesan singkat melalui ponselnya. Kira-kira B’da shalat Subuh. Ia bilang kepada ku, ingin mengajakku ikut dengannya ke Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah. Akupun menjawab “iya” saja padanya. Akupun merasa perihatin melihat usaha yang ia lakukan untuk mengejar ketertinggalannya dalam pelajaran. Aku pun hanya tersenyum sendirian sambil menatap ponsel ku.
Mentari sudah muncul di ufuk timur. Jam tanggan ku menunjukkan tepat pukul 06.30 WIB. Sekitar 2 jam kemudian. Ku mendengar suara kendaraan dari arah depan rumah ku. Tak berselang waktu lama, mencul juga suara salam dan memanggil nama ku. Ternyata itu adalah Raihan dan Ayahnya. Akupun segera berpamitan dengan ayah dan ibuku sebelum aku berangkat bersama Raihan. Aku mengendarai sepeda motor sendiri, sedangkan Raihan besama Ayahnya. Sesampainya di sana, aku langsung memberitahu tugas-tugas yang harus dikerjakan ketika Aku dan teman-teman lainnya melakukan kunjunggan kesini seminggu yang lalu. Aku pun menemaninya sampai ia menyelesaikan semua tugasnya. Ia bilang padaku “Andai kalau aku kemaren tidak sakit. Pasti aku tidak akan melakukan hal ini, dan sungguh aku merasa ada yang berbeda ketika tidak bersama teman-teman ku.”.
Ketika waktu tepat menunjukkan pukul 10.50 WIB. Kami pulang dari museum dan menuju rumah masing-masing. Aku pun berkata dalam hati “Senangnya aku hari ini. Dapat membantu temanku yang sedang melakukan usaha untuk mengejar ketertinggalannya ”.
copyright @ 2011 Miftahul Haq

